Tuesday, 23 June 2015

Apa Kabar Puasamu?


Puasa adalah dimana hanya kamu dan Allah yang bisa merasakan kemesraannya. Keakrabanmu dengan-Nya tidak bisa kau umbar ke sana kemari. Simpanlah dalam dirimu sendiri. Gus Mus mengungkapkan dalam puisi yang epik: "Ramadhan adalah bulan antara dirimu dan Tuhanmu // Darimu hanya untuk-Nya // dan Ia sendiri tak ada yang tahu apa yang akan dianugerahkan-Nya kepadamu // Semua yang khusus untuk-Nya khusus untukmu." Sehingga, kalau ada yang berpuasa tetapi pamer kepada oranglain maka saya ibaratkan seorang suami yang bercerita kepada temannya tentang kemesraannya dengan isterinya. Tidak etis lah kalau

Kalau kau ingin mendatangi Allah dan berbicara kepada-Nya, maka bermi'rajlah melalui shalat. Perbaiki shalatmu, yang batin dan yang zahir. Resapi bacaanmu yang terucap pelan dan lirih dari ujung lidahmu. Kalau kau ingin Allah mendatangimu dan berbicara padamu, maka dekaplah Alquran erat ke dalam dadamu. Lantunkanlah ia dalam nada-nada indah dari lisanmu--makhroj dan tajwidnya. Resapi maknanya. Kalau kau ingin merasakan pengalaman spiritual bahwa yang kau genggam sebenarnya tiada artinya, bahwa kebahagiaan terbesarmu berada pada kebahagiaan orang lain, maka tunaikanlah zakatmu. Bersihkanlah kotoran-kotoran harta benda dan jiwa yang selama setahun belakangan ini mengendap dalam dirimu.

Lalu bagaimana dengan puasa? Puasa adalah ruang bagimu untuk sembunyi dari apa yang seharusnya muncul ke permukaan kau pendam supaya tetap terselubung. Biarlah hanya dirimu dan tuhanmu yang mengetahui kepuasaanmu.
 
Ramadan adalah waktu yang baik untuk merenungi diri, mencuci yang kotor dalam diri. Dalam puisi yang sama Gus Mus menyampaikan: "Jujurlah pada dirimu sendiri mengapa kau selalu mengatakan Ramadhan bulan ampunan // Apakah hanya menirukan nabi // Atau dosa-dosamu dan harapanmu yang berlebihanlah yang menggerakan lidahmu begitu.

Puasa adalah ibadah mulia. Tanda dari kemuliaan itu bisa dilihat dari beratnya godaan untuk tidak menjalankannya. Puasa adalah menjaga diri dari "mampu melakukan" menjadi "menahan diri untuk tidak melakukan". Sehingga, keluar dari bulan ramadan nanti, ruh puasa tetap dijaga untuk menahan diri dari mampu melampiaskan menjadi mampu menahan untuk melampiaskan.

6 Ramadan 1436 H

0 on: "Apa Kabar Puasamu?"