Tuesday, 16 June 2015

Bodoh



"Kamu gak usah marahin orang karena dia berbuat salah. Orang yang berbuat salah itu karena sikap dan jiwanya kurang matang." 

Nasehat orang tua seperti itu sudah luput dari telinga anak-anak mereka. Bahkan saya sendiri pun demikian. Rasa-rasanya males mau nasehatin anak terus menerus. Makanya saya selalu mengambil jalan pintas supaya anak saya kembali becus. Marah. Itulah jalan pintasnya. Anak mesti dimarahi supaya jiwa dan mentalnya kuat, karena di luar sana jauh lebih keras. Begitu pandangan saya. 

Saya punya lima anak. Artinya sudah hampir lima belas tahun saya marah-marah. Bayangkan, lima ribu tiga ratus empat puluh hari saya marah-marah ke anak saya. Perilaku lima belas tahun itu pun sudah menjadi watak. Dan ketika saya menjadi bos seperti sekarang ini, kebiasaan memarahi bawahan pun tidak bisa terhindarkan. Apa lagi saya punya alasan kuat buat marahin mereka. Saya bos mereka bawahan. 

Padahal setelah marah-marah saya selalu sedikit menyesal. Apa lagi kalo ingat nasehat teman saya yang punya ribuan buku literatur itu. "Mereka itu durung ngerti. Jiwanya sedang luput karena kurang berkembang sebagai manusia sempurna." Untuk mengimbangi hubungan kemanusiaan saya pun selalu mengakhiri acara marah-marah saya dengan berapologi sedikit. Saya minta maaf seribu maaf. saya harus melakukan ini karena saya ditugaskan untuk begini. Tau kan siapa yang menugasi saya harus begini. Saya juga bernasib sama dengan anda. Tapi bukan berarti anda menjadi pelampiasan saya. Semua ini karena memang anda harus ditegur. Harus diluruskan. Harus diingatkan kembali kepada jalur kereta yang kita lewati saat ini. Mohon anda bisa mengerti. 

Setelah lima belas tahun ditambah beberapa tahun ini saya menjadi atasan, menjadi orang yang harus dilapori, saya merasa makin lama makin bodoh. Saya hanya pintar berucap dari pada bertindak. Mereka yang saya marah-marah justru menunjukkan perkembangan yang lebih baik. Atau mereka yang kemudian memutuskan untuk keluar juga mendapatkan prestasi yang gemilang. Bos saya memuji saya karena saya berhasil membina dan membimbing mereka. Itu sepengetahuan saya. Padahal nol besar. Saya hanya marah-marah. Seperti halnya orang bodoh. 

Orang bodoh itu orang yang sukanya menuruti hawa nafsu, yang bertindak untuk keuntungan pribadi. Dan saya memang bodoh. Sesuai definisi itu.

September 2012

0 on: "Bodoh"