Tuesday, 16 June 2015

Mengarungi Tubuh Sendiri



[Refleksi atas “Di Sebuah Mandi”]

Sudah seharusnya saya –manusia yang hina ini- hidup dengan membuat lompatan-lompatan. Membuat trambolin dari ilmu pengetahuan dan bisikan alam untuk meninggalkan sesuatu dan mendatangi Sesuatu (sengaja dengan S kapital).

Karena Sesuatu itu lebih mulia dan berharga dari sesuatu yang lain, maka saya harus membersihkan dan mensucikan diri, mendandani yang luar dan yang dalam. Pensucian itu harus saya lakukan dengan membaca, merenungkan, kemudian mengamalkan. Guru spiritual saya membimbing saya dalam rangka pembersihan melalui pertaubatan. Sedangkan Joko Pinurbo –biasanya dikenal dengan Jokpin- meminjam sebuah kamar mandi untuk acara pensuciannya sendiri.

Dunia tidak lagi mampu menjawab rasa kering di dalam hati. Kserakahan tubuhku semakin menjadi-jadi. Ingin ini harus segera dituruti. Ingin itu harus segera ketemu. Bahkan seandainya yang diinginkan adalah mati tentu harus diladeni. Pantas saja Jokpin menganggapku makin montok saja.

Ah, peduli amat. Orang lain menganggapku bahagia karena seolah-olah kugenggam dunia. Mereka tidak tahu kalau sebenarnya aku makin ciut saja. Sebab hasrat-hasrat itu lebih liar dari ilalang, dan akhirnya aku tak kebagian lahan di tubuhku sendiri.

Siapapun orangnya –termasuk saya- pastilah pernah mengalami kesendirian yang dalam, merasa ada sebuah kehilangan yang besar, dan rasa ingin pulang entah kemana. Malan itu, aku merasakan hal itu untuk kesekian kali. Gejolak yang meledak untuk membawaku pulang meskipun sebenarnya saya tak punya lagi kampung halaman. Semua sudah direbut oleh glamor dan euforia dunia. Saya hanya bisa mengenang.

Suatu saat nanti, ketika tubuhku semakin kering, eufora dunia semakin bisu untuk memberi jawaban di mana letak telaga, semoga saya bisa menemukan sendiri sebuah mandi yang akan kuziarahi dan kudapatkan jejak-jejak cinta. Namun, apakah perjalanan pencarian itu akan terlalu lama sehingga kuhantarkan tubuhku ke waktu senja dan terlantar di simpang waktu? **

(2010)

0 on: "Mengarungi Tubuh Sendiri"